KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA – Kasus harian infeksi virus corona (Covid-19) di India kembali mencatatkan rekor dunia, yakni 386.452 orang dalam 24 jam.
Dilansir Reuters, Jumat (30/4), sementara itu jumlah kematian akibat infeksi corona dalam 24 jam terakhir mencapai 3.498 orang.
Para pakar kesehatan meyakini jumlah kasus infeksi corona di India sebenarnya sepuluh kali lebih besar yang dicatat pemerintah.
Sejak Februari lalu, kasus infeksi corona di India bertambah 7.7 juta kasus.
Krisis gelombang kedua infeksi corona di India juga diperparah dengan menipisnya persediaan oksigen medis, rumah sakit dan krematorium yang penuh, tenaga kesehatan hingga penggali kubur kewalahan, sampai pasokan vaksin yang tidak memadai.
Baca Juga: Bupati Sachrul Sebut Tak Segan Menggganti Pimpinan OPD Kurang Disiplin
India merupakan negara produsen vaksin corona terbesar di dunia. Hingga kini, India telah memproduksi 60 persen vaksin corona yang telah dijual di seluruh dunia.
Sejak gelombang kedua corona merebak di India, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dan manufaktur vaksin terbesar dunia, Serum Institute of India (SII), mengalihkan fokus produksi vaksin Covid-19 untuk kebutuhan dalam negeri.
Pada Januari lalu, India juga menerapkan larangan ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi SII. Selain AstraZeneca, India juga menggunakan vaksin buatan sendiri, Covaxin, untuk program imunisasi nasionalnya.
Penghentian ekspor vaksin India ini mempengaruhi pengiriman ekspor global. Aliansi pengadaan vaksin global melalui mekanisme multilateral, COVAX, dan WHO menyatakan pengiriman vaksin dari SII untuk aliansi itu akan molor pada Maret dan April.
Sejauh ini, India telah memproduksi 28 juta dosis vaksin corona AstraZeneca. SII juga dikabarkan akan mengirim 40 juta dosis vaksin tambahan pada Maret dan 50 juta dosis pada April kepada COVAX.
Sampai saat ini baru sembilan persen dari 1.4 miliar penduduk India yang menjalani vaksinasi corona. Gelombang kedua infeksi itu membuat penduduk India saat ini berebut mendaftar untuk mengikuti vaksinasi.
Meski saat ini sejumlah bantuan dari berbagai negara mulai berdatangan, tetapi krisis corona di India diperkirakan akan tetap terjadi hingga pertengahan Mei mendatang. (*)
Sumber: CNN Indonesia