KILASTOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kotamobagu sejak Januari hingga Juli 2021 telah mendampingi 15 anak yang bermasalah atau berhadapan dengan hukum.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial, Dinsos Kotamobagu, Rudi Mokoagow saat dikonfirmasi Kilastotabuan.com, Rabu (21/7/2021).
“Sejak Januari hingga Juli 2021, kami telah mendampingi 15 anak yang berhadapan dengan hukum. Salah satunya kasus pencabulan, bullying, dan kekerasan,” kata Rudi.
Dalam pendampingan tersebut, pihak Dinsos Kotamobagu telah memiliki pekerja sosial yang akan memberikan pendampingan kepada anak, saat kasus berproses di kepolisian atau pun pengadilan.
“Dari pihak kepolisian akan mengirim surat untuk meminta pendampingan, kami memiliki pekerja sosial. Nah, pekerja sosial inilah yang akan melakukan pendampingan, kami akan mengunjungi pihak keluarga dan melakukan identifikasi masalah. Kalau sempat proses di pengadilan, maka pendampingan tetap kami berikan,” jelasnya.
Baca Juga: Komisi III DPRD Kotamobagu Dorong Pihak RSUD Segera Bayar Insentif Nakes
Menurutnya, pendampingan yang diberikan berupa masukan terkait kasus yang dihadapi. “Kami akan memberikan masukan kepada pihak keluarga atau pun yang bermasalah, karena kami mengutamakan kepentingan anak di masa depan agar tidak terjadi trauma yang berkepanjangan. Upaya damai selalu kami upayakan. Karena bagi anak yang melakukan kekerasan, psikologisnya nanti akan tidak baik, sehingga upaya diversi itu menjadi salah satu cara penanganan terhadap anak.”
Ia juga mengimbau agar peran orang tua harus lebih diperkuat dalam membentuk kepribadian anak, serta memberikan pemahaman yang baik, agar anak dapat memilih dan memilah mana yang akan membahayakan dirinya dan yang tidak.
“Saya mengimbau agar orang tua bisa memberikan kontrol kepada anak. Juga diharapkan dari peran orang tua tersebut, senantiasa dapat mengawasi perilaku anak, memberikan bimbingan, arahan, untuk bagaimana berperilaku yang baik. Pengawasan orang tua harus melekat kepada anak, karena emosi mereka belum stabil. Serta diimbangi dengan ilmu spritual,” katanya. (Anggi)