KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menilai Rusia bersikap tak bijaksana bila memutuskan menginvasi Ukraina, Rabu (26/1).
“Saya berharap Rusia tidak akan melakukan serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah seperti itu bukan lah tindakan bijaksana bagi Rusia maupun kawasan,” ujarnya dalam wawancara yang ditayangkan di NTV, dikutip dari Reuters.
“Perlu dialog khusus yang benar-benar mendengarkan pihak Rusia dan memberikan solusi soal kekhawatiran mereka soal keamanan,” lanjutnya.
Erdogan juga menegaskan Turki akan melakukan apa yang diperlukan sebagai anggota NATO.
“Saya mengulangi, kami siap melakukan apapun yang diperlukan dan saya menyampaikan pesan ini untuk Presiden (Vladimir) Putin dan Presiden (Volodymyr) Zelenskiy,” kata Erdogan lagi.
“Saya pikir dua negara sadar dengan ketulusan dan niat baik Turki,”lanjutnya.
Erdogan juga menyampaikan krisis ini harus diselesaikan tanpa menggunakan senjata. Ia juga berharap inisiatif NATO untuk menyelesaikan konflik tersebut berjalan dengan sukses.
Selain itu, Erdogan menuturkan ia telah mengundang Putin ke Turki untuk memfasilitasi upaya diplomasi antara Kyiv dan Moskow. Menambahkan, Turki kini sedang menunggu respons dari Rusia.
Erdogan menilai, ada kebutuhan dialog komprehensif untuk mengatasi kekhawatiran Rusia. Dialog tersebut juga harus bisa menjelaskan kepada Moskow alasan beberapa tuntutan mereka tak dapat dipenuhi.
Mendukung upaya diplomasi tersebut, Erdogan mengatakan ia akan mengunjungi Zelenskiy di Ukraina pada awal Februari untuk membicarakan krisis ini. Ia juga berencana bertemu ataupun menelepon Putin dalam waktu dekat.
Turki pertama kali mengusulkan upaya mediasi untuk konflik Rusia-Ukraina pada November.
Upaya Turki sepertinya mulai membuahkan hasil. Pekan lalu, sumber diplomatik dari Rusia dan Ukraina mengatakan mereka terbuka atas peran negara itu dalam mengatasi krisis ini.
Penting diketahui, Ankara memiliki hubungan baik dengan Kyiv dan Moskow. Ankara memiliki kerja sama dengan Moskow di bidang pertahanan dan energi, tetapi mereka menjual drone canggih ke Kyiv dan membuat Rusia marah. (*)
Sumber: CNN Indonesia