KILASTOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Belanda meninggalkan berbagai macam resep kuliner selama menjajah Indonesia. Salah satu resep kuliner yang ditinggalkan Belanda dan bisa dinikmati oleh warga Kotamobagu adalah risoles. Sejenis gorengan yang dilapisi tepung panir dan berisi sayuran atau daging ini menjadi makanan favorit hampir semua kalangan.
Lidia Permata Rolis Daeng (28), perempuan asal Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur ini, selain penyuka risoles ia juga memanfaatkannya sebagai peluang usaha untuk menambah penghasilan di tengah pandemi.
“Saya termotivasi melihat semangat pengusaha kecil di Kotamobagu yang sukses walaupun di masa pandemi, awalnya saya ingin jualan pakaian, tapi saran suami saya jualan risoles saja, karena saat bulan puasa dulu saya jualan risoles dan banyak peminatnya,” katanya.
Baca Juga: Julkifli Raup Ratusan Ribu Hanya Jualan Ilabulo di Masa Pandemi
Ia menambahkan untuk bahan dan proses pembuatan Risoles Mayo miliknya menggunakan resep khusus, dan setiap hari bisa laku terjual hingga 200 biji.
“Untuk bahan saya beli di Pasar Modayag sama langganan, dan untuk proses pembuatan sama seperti risoles umumnya, tapi saya punya resep khusus,” katanya.
Lanjutnya, saat ini Risoles Mayo buatannya telah memilik mitra usaha yaitu Goba’ Molunow dan Paris Superstore.
“Alhamdulillah risolis yang saya titip di Goba’ Molunow dan Paris Superstore selalu sold out (habis terjual) setiap harinya,” tuturnya.
Para pecinta risoles yang ingin memesan Risoles Mayo milik Lidia bisa menghubungi 082292642366 (Lia) atau 089507538659 (Siti), atau langsung mengunjungi mitra usaha risoles milik Lidia. (Gie)