KILASTOTABUAN.COM,KOTAMOBAGU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kotamobagu, melalui komisi III, Selasa (30/3/2021) angkat bicara soal peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) lalu.
Ketua komisi III DPRD Kota Kotamobagu, Royke Kaseda, mengatakan peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi semua bahwa kerukunan dan perbedaan harus dijaga dan dirawat, dan semua memiliki hak untuk hidup damai, nyaman dan aman.
“Untuk Kota Kotamobagu, nilai toleransinya cukup tinggi sejak dulu, dan itu masih terjaga sampai saat ini. Di mana selama kita masih saling menghormati, menghargai, dan saling membangun tali silaturahmi. Kerukunan antarumat beragama akan tetap terawat. Itu adalah nilai-nilai yang harus dibangun agar kerukunan tetap terjaga,” katanya.
Sementara itu, anggota komisi III DPRD Kotamobagu, Dany Ikbal Mokoginta, mengatakan hal serupa bahwa bukan tidak mungkin kejadian itu tidak akan terjadi di wilayah Kota Kotamobagu. Untuk itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama, baik dari lembaga negara, yakni aparat kepolisian, TNI, dan Badan Intelijen Negara, termasuk Kementrian Agama dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab, untuk dapat memastikan keamanan bersama.
Baca Juga: Perda Adat Inisiatif DPRD Kotamobagu Tuai Dukungan dari LBI
“Serta pemerintah daerah dan organisasi-organisasi keagamaan daerah, turut bekerja sama untuk menjaga keamanan di wilayah Indonesia khusunya Kota Kotamobagu. Untuk akhir-akhir ini semangat beragama terlalu tinggi, di satu sisi positif, namun harus dilakukan pengawasan oleh lembaga-lembaga negara agar tidak terjadi spirit beragama yang kebablasan, hal ini harus diantisipasi, di mana semangat beragama yang tidak humanis harus dideteksi sejak saat ini,” katanya.
Komisi III DPRD Kota Kotamobagu juga menyapiakan beberapa poin yakni tidak ada namanya kekerasan yang mengatasnamakan agama, mengutuk tindakan tersebut dikarenakan bahwa tidak ada satu agama di Indonesia yang mengajarkan kekerasan.
“Semuanya dengan spirit kemanusiaan dan rahmat bagi umat manusia. Kalau dalam bahasa umat Kristiani itu kasih, dalam Islam itu rahmatan lil’alamin atau rahmat bagi umat semesta alam. Kemudian kami meminta seluruh aparat kepolisian dan lembaga-lembaga terkait untuk mencari dalang atau aktor intelektual, kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama untuk melakukan tindakan kekerasan agar kiranya dapat dihukum sesuai hukum yang berlaku,” katanya. (Gie)