KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA – Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, menyebut, saat ini masih ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi aparat kepolisian dan pemerintah dalam penindakan terorisme. Salah satunya berkaitan dengan paham atau ketidakpercayaan masyarakat terkait aksi-aksi terorisme yang baru saja terjadi saat ini.
“Gerakan radikal yang ada sebagian (masyarakat) masih tidak percaya. Atau sebagian sengaja tidak percaya. Ini masih terjadi di masyarakat,” kata Rusdi saat menjadi salah satu pemberi materi dalam webinar Public Virtue dengan tema Bom di Makasar dan Penembakan di Mabes Polri, Persepektif Toleransi dan Demokrasi, Minggu (4/4).
Rusdi tak menyangkal saat ini masih banyak pihak yang menganggap dua aksi teror yakni yang terjadi di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret dan aksi penyerangan di Mabes Polri pada 31 Maret adalah bohong.
“Bahkan ada yang berpendapat bahwa kasus Makassar, terus kemudian juga penembakan di Mabes Polri itu rekayasa kata mereka,” ucap Rusdi.
Bahkan kelompok yang tidak percaya ini menyatakan pendapatnya di muka umum, sehingga menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Baca Juga: Warga Myanmar Tuangkan Protes Antikudeta di Telur Paskah
“Ini realitas yang perlu kita hadapi bersama,” kata Rusdi.
Padahal, kata Rusdi, saat ini aparat kepolisian terus berusaha meringkus jaringan-jaringan terorisme sejak munculnya dua aksi yang terpaut tiga hari itu. Saat ini identitas dan jaringan kedua pelaku terorisme itu telah berhasil dikantongi kepolisian.
Rusdi menyebut dua aksi yang terjadi baru-baru ini memang berkaitan. Aksi ini juga bertaut penggerebekan terorisme yang dilakukan aparat pada 6 Januari.
“Sebelumnya pada tanggal 6 Januari Densus 88 telah melakukan tindakan preventif, tindakan pencegahan dengan melakukan penegakan hukum terhadap yang kami sebut itu kelompok villa mutiara. Itu di Makassar,” kata dia.
Sedikitnya ada 20 orang yang berhasil diamankan dalam operasi vila mutiara, 18 orang di antaranya, kata Rusdi, dibawa ke Jakarta. Sementara dua orang lainnya meninggal di tempat.
Baca Juga: Densus Sita Anak Panah Saat Geledah Rumah Penjual Soto di Jogja
“Memang salah satu ciri khas kelompok ini adalah mereka memiliki kemampuan mental untuk melakukan bom bunuh diri seperti itu, kemampuan mereka mentalnya untuk melakukan itu mereka memiliki, seperti itu,” kata dia.
Dia pun menyebut dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar terafiliasi kelompok villa mutiara ini.
Peristiwa di Katedral pun, kata dia, telah melukai 20 orang. Empat orang dari seluruh korban ini masih harus menjalani perawatan karena luka akibat bom yang meledak pekan lalu itu.
“Mereka ini kelompok Jamaah Anshor Daulah dan berafiliasi dengan ISIS, seperti itu,” katanya. (*)
Sumber: CNN Indonesia