KILASTOTANUAN.COM, KOTAMOBAGU – Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara, menyalurkan bantuan kepada 84 pelaku Industri Kecil Menegah (IKM) di Kotamobagu, Rabu (9/6/2021), di Aula Rumah Dinas (Rudis) Wali Kota Kotamobagu.
Bantuan yang diserahkan oleh wali kota tersebut, berupa mesin dan peralatan. Tahun ini, selain menyalurkan bantuan kepada IKM, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu juga memberikan pelatihan penyajian kopi atau pelatihan untuk barista.
“Merek Kotamobagu itu melekat di Kopi Kotamobagu. Kita melatih mereka, setelah itu diberikan mesin dan peralatan untuk mereka bisa melakukan usaha-usaha selanjutnya. Kemarin saya sempat mengunjugi 25 orang yang telah dilatih untuk menjahit, kemudian mereka menerima mesin jahit,” kata wali kota.
Menurutnya hal ini bertujuan agar ketahanan ekonomi di Kotamobagu tetap berjalan. “Saya meyakini dan telah kita lihat bersama di Kotamobagu pertumbuhan ekonominya baik. Untuk itu, kita gerakkan ekonominya apa lagi di masa-masa pandemi ini. Mudah-mudahan apa yang diberikan pemerintah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh penerima, serta dapat menumbuhkan minat masyarakat dalam rangka memperkuat ekonomi di tengah-tengah kesulitan saat ini.”
Baca Juga: Bertemu BKSAUA, Tatong Harap Tambah Energi untuk Memelihara Kerukunan
Tahun lalu Pemkot juga memberikan pengurusan izin usaha secara gratis kepada pelaku-pelaku usaha di Kotamobagu. “Insyaallah apa yang kita laksanakan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, masyarakat dan tentunya dapat meningkatkan tujuan pembangunan yaitu kesejahteraan masyarakat,” harapnya.
Sumber anggaran untuk bantuan kepada pelaku IKM, bersumber dari Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kotamoabgu. Tahun ini, anggaran khusus untuk bantuan kepada IKM berjumlah Rp 560.000.000 diperuntukkan kepada 84 IKM di Kotamobagu.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kotamobagu, Imran Golonda, mengatakan bahwa pelaku IKM yang mendapatkan bantuan adalah IKM yang sudah berjalan dan perlu intervensi oleh Pemkot, dalam rangka peningkatan kesejahteraan di masa pandemi terutama yang bergerak di industri makanan dan olahan.
“Hal itu dikarenakan, para IKM yang sudah berjalan itu adalah pendongkrak Pajak Daerah dab Retribusi Daerah (PDRD) Kota Kotamobagu, yakni 36 persen, itu berdasarkan rilis dari Biro Pusat Statistik (BPS). Khususnya IKM yang bergerak di makanan dan olahan, mereka adalah pendongkrak ekonomi yang cukup besar,” katanya.
Lanjutnya, IKM di Kotamobagu sekitar 1.300-an, ada IKM yang sudah maju, sedang, dan ada IKM yang perlu disentuh terutama IKM yang bergerak di makanan dan olahan ini. (Gie)