KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyambut baik kehadiran kampus asing pertama di nusantara, Monash University Indonesia.
Kampus asal Australia tersebut akan memulai kegiatan operasionalnya pada Sabtu (4/10) dengan inagurasi bagi mahasiswa angkatan pertama. Perkuliahan akan dimulai secara virtual, yang akan bertahap transisi ke perkuliahan tatap muka yang akan mengikuti kebijakan pemerintah.
“Kita nantikan bersama bagaimana program akademik yang ditawarkan dan lulusan Monash dapat berkontribusi secara luas terhadap kemajuan bangsa,” kata Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (30/9).
Monash University Indonesia akan menggelar program pascasarjana magister dan doktoral yang akan berfokus kepada empat jurusan yang berorientasi masa depan yaitu Sains Data (Data Science), Kebijakan Publik (Public Policy), Desain Perkotaan (Urban Design) serta Inovasi Bisnis (Business Innovation).
Jurusan tersebut secara khusus dirancang untuk mendidik tenaga kerja Indonesia agar dapat berkontribusi lebih dalam membangun bangsa khususnya dalam aspek sosial, ekonomi dan teknologi.
Rektor Monash University Indonesia, Profesor Andrew MacIntyre, mengatakan kehadiran fisik kampus Monash di Indonesia merupakan komitmen mereka untuk Indonesia dan wilayah Asia secara umum.
“Visi bersama antara Monash University dan Pemerintah Indonesia adalah menciptakan berbagai pengetahuan yang dapat berkontribusi secara luas terhadap pembangunan sektor sosial, teknologi dan ekonomi di Indonesia,” kata MacIntyre. “Mewakili pihak universitas, saya ingin menyambut seluruh mahasiswa, staf dan anggota komunitas yang kini telah menjadi bagian dari komunitas Monash,” imbuhnya.
Kampus pascasarjana yang berlokasi di barat daya Jakarta (BSD – Tangerang Selatan) itu direncanakan mampu menerima 2.000 mahasiswa setiap tahunnya dan sudah mulai menerima aplikasi mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2022. Selain menawarkan program kuliah bergelar Master dan PhD, Monash University Indonesia juga akan menggelar berbagai program eksekutif dan mikro-kredensial yang ditujukan untuk sektor tertentu.
President and Vice-Chancellor Monash Professor Margaret Gardner AC mengatakan pendirian kampus di Indonesia merupakan bagian dari komitmen Monash untuk menjadi universitas global.
“Kampus Monash di Jakarta akan menghadirkan rintisan hubungan dan kolaborasi baru dalam jaringan global kami yang dinamis, sekaligus mempererat hubungan jangka panjang yang telah terjalin dengan Indonesia dan kawasan Asia Pacific,” kata Gardner.
Sebagai informasi, masuknya Monash University sebagai kampus asing pertama yang beroperasi di Indonesia tak lepas dari kerja sama yang diungkap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kala melawat ke Australia pada Februari 2020 silam. Hal itu diutarakan Jokowi kala itu usai bertemu Perdana Menteri Australia Scott Morisson di Canberra.
“Tadi sudah disampaikan Perdana Menteri Scott Morisson mengenai akan dibukanya Monash University di Indonesia,” katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Rencana menerima kampus dari luar negeri membuka cabang di Indonesia sudah digelontorkan Jokowi sejak kepresidenan periode pertamanya, 2014-2019.
“Kami merencanakan untuk membuka kesempatan universitas asing di Indonesia. Itu segera, agar ilmu universal bisa kita capai,” ujar Wakil Presiden RI kala itu Jusuf Kalla dalam Simposium Cendekia Kelas Dunia di Hotel Sultan, Jakarta, 21 Desember 2017.
Jokowi juga tercatat pernah menekankan hal tersebut saat hadir dalam Acara Konvensi Kampus XIV Forum Rektor Indonesia (FRI) di Universitas Hasanuddin, Makassar, 15 Februari 2018.
Sejatinya, operasional kampus asing di Indonesia tak lepas dari disahkannya UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Aturan tentang operasional kampus asing itu terdapat pada Pasal 90, Bab IV Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh Lembaga Negara Lain. (*)
Sumber: CNN Indonesia