KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Geng penculik 17 misionaris Amerika Serikat (AS) dan Kanada di Haiti meminta tebusan US$17 juta atau sekitar Rp240 miliar (asumsi kurs Rp14.100 per dolar AS) untuk membebaskan tawanan.
“Mereka (Geng Haiti) meminta US$1 juta per orang,” ujar Menteri Kehakiman Haiti Liszt Quitel seperti dikutip Reuters, Selasa (19/10).
Quitel mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi Haiti tengah menghubungi geng yang menculik para misionaris dan mengupayakan pembebasan. Ia memperkirakan negosiasi bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Kelompok yang diculik terdiri dari 16 orang Amerika Serikat dan 1 orang Kanada, termasuk enam wanita dan lima anak-anak. Mereka diculik pada akhir pekan lalu di luar ibu kota Port-au-Prince, wilayah yang dikuasai oleh geng 400 Mawozo.
Aksi penculikan kerap terjadi di Haiti di tengah krisis politik dan ekonomi. Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia nirlaba Haiti (CARDH) mencatat setidaknya 628 insiden selama Januari hingga September 2021.
Awal pekan ini, warga Haiti menggelar mogok nasional untuk memprotes peningkatan kejahatan geng dan penculikan selama bertahun-tahun dan telah memburuk sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Dilansir AFP, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan pemerintah akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membebaskan kelompok misionaris yang diculik.
“Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk membantu menangani situasi,” ujar Blinken. (*)
Sumber: CNN Indonesia
https://kdtf.kr/bbs/board.php?bo_table=board03&wr_id=382203