KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tegang menyaksikan tayangan langsung detik-detik saat pasukan elite menyerang rumah pemimpin ISIS, Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi, dalam operasi khusus kontraterorisme, Kamis (3/2).
Menurut pejabat pemerintah AS, Biden menyaksikan dari meja ruang khusus dengan perasaan cemas saat helikopter AS mengalami masalah teknis di darat.
Saat di udara, helikopter AS pun ditembaki oleh kelompok yang bermusuhan dengan ISIS. Pejabat Washington menduga itu adalah Al-Qaeda karena daerah tersebut menjadi basis Hay’at Tahrir al-Sham, organisasi yang berafiliasi dengan kelompok Osama bin Laden.
Pasukan balik menyerang dan menewaskan dua orang. Sisanya melarikan diri.
Ketika di darat, pasukan AS meminta orang-orang di dalam gedung untuk pergi dan orang lain di daerah perumahan sekitar agar menjauh.
Biden baru merasa lega, saat anak-anak dari rumah itu berlari ke tempat aman. Rumah tersebut terdiri dari tiga lantai, lantai dasar berisi anak-anak.
Militer telah merencanakan operasi dua jam di tempat kejadian, mereka sudah mempertimbangkan untuk meminimalkan korban sipil.
Saat pasukan menyelesaikan misi, pemerintah AS merasa kemenangan sudah digenggam tangan. Laporan dari sejumlah sumber bahwa Qurayshi meledakkan bom bunuh diri daripada menyerah.
Menurut beberapa sumber lokal di Suriah, korban tewas mencapai 13 orang termasuk tujuh anak-anak dan tiga perempuan. Namun, pemerintah AS bersikeras satu-satunya korban sipil disebabkan ledakan bom Qurayshi.
Saat pasukan AS meninggalkan lokasi, mereka menemukan ID visual Qurayshi. Pasukan mengidentifikasi dengan fitur wajah dan biometrik sidik jarinya.
Operasi yang menewaskan Qurayshi menjadi serangan yang terbesar sejak 2019. Ketika itu, AS mengklaim berhasil membunuh pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.