KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), Minggus Madai menyebut pemekaran wilayah Papua ibarat mesiu. Rencana itu menurut Minggus terlalu dipaksakan karena wilayah di Papua tidak memenuhi kriteria pemekaran.
Minggus menyebut jika pemekaran dilakukan, akan menambah permasalahan baru di Papua. Bahkan bisa membunuh orang Papua.
“Orang Papua sebut ini [pemekaran] mesiu. Mesin pembunuh orang Papua. Sudah tidak layak dipaksakan untuk dimekarkan,” kata Minggus dalam sebuah diskusi daring, Rabu (23/2).
Minggus menilai pemekaran itu tidak memenuhi beberapa kriteria, salah satunya terkait jumlah penduduk.
Minggus menyebut warga Papua tak banyak, yaitu sekitar 5 juta penduduk. Jika Papua dibuat menjadi 5 provinsi saja, kata Minggus, maka hanya akan ada 1 juta penduduk di setiap provinsi.
Sementara itu, dari total 5 juta penduduk itu, sambungnya, hanya 2 juta orang yang merupakan orang asli Papua (OAP). Sehingga, pihaknya memprediksi, OAP yang akan tinggal di satu Provinsi tak menyentuh satu persen.
“Dari 1 juta penduduk [tiap Provinsi], orang Papua hanya 0,6 persen saja. Jadi tidak masuk kriteria pemekaran,” ucap Minggus.
“Luas wilayah oke, sumber daya oke, SDM kurang, jumlah penduduk tidak memenuhi syarat apalagi,” imbuhnya.
Wakil Ketua I MRP, Yoel Luiz Mulait menyebut rencana pemekaran wilayah Papua memang menambah permasalahan di bumi Cenderawasih.
Rencana pemekaran mengacu pada pada Undang-undang Otonomi Khusus Nomor 2 Tahun 2021. Pemekaran diklaim untuk mempercepat pemerataan pembangunan, peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, serta mengangkat harkat dan martabat OAP.