KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Ukraina mulai memanggil pasukan cadangannya untuk bergabung dengan angkatan bersenjata di tengah ancaman invasi Rusia yang semakin besar.
Dalam unggahan di Facebook pada Rabu (23/2), militer Ukraina mulai memanggil pasukan cadangan berusia 18 hingga 60 tahun untuk bertugas setidaknya selama satu tahun ke depan.
Ukraina memiliki total sekitar 500 ribu pasukan dengan rincian 250 ribu pasukan aktif dan 250 ribu pasukan cadangan.
Sebagian besar pasukan cadagangan Ukraina terdiri dari personel militer aktif yang pernah bertugas terutama saat bentrokan dengan separatis di timur negara itu usai pancaplokan Crimea oleh Rusia pada 2014 lalu.
Dekrit yang diteken Presiden Volodymyr Zelensky memaparkan mantan perwira dan bintara pun “akan bertugas di unit militer dan sesuai dengan spesialisasinya” di masa lalu.
“Jika cadangan, karena satu dan lain alasan yang ditentukan oleh hukum, tidak dapat dipanggil, mereka harus secara pribadi menunjukkan dokumen penjelasan,” bunyi dekrit presiden itu seperti dikutip AFP.
“Kegagalan untuk bertugas atau mengabaikan panggilan tugas dapat dihukum secara administratif dan pidana.”
Selain memanggil para pasukan cadangan, Ukraina juga turut mendesak warganya yang masih ada di Rusia untuk secepatnya pulang dan keluar dari negara itu.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menyoroti kemungkinan perwakilannya di Rusia akan sulit melayani kekonsuleran terutama jika invasi Rusia benar-benar terjadi.
“Mengingat agresi Rusia yang semakin meningkat ke Ukraina, yang mana dapat berujung pada pengurangan bantuan substansial di Rusia, Kementerian Luar Negeri mengimbau warga Ukraina untuk tidak bepergian ke Rusia, dan untuk masyarakat yang berada di sana agar segera meninggalkan wilayah itu,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina terus di ambang perang terutama setelah Presiden Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina yakni Donetsk dan Luhansk awal pekan ini.
Presiden Ukraina, Volodymy Zelensky, menyatakan Rusia bersiap melakukan agresi pada negaranya setelah keputusan Putin ini dibuat.
Sebab, Putin pun telah meneken dekrit berisi pengerahan pasukan ke Donetsk dan Luhansk, walaupun berdalih pasukan itu merupakan bagian dari penjaga perdamaian.
Zelensky menilai pengakuan kemerdekaan kedua wilayah tersebut dapat menjadi alasan bagi Rusia untuk melakukan agresi.
“Kami meyakini dengan keputusan, Rusia menciptakan dasar legal untuk agresi militer lebih lanjut terhadap Ukraina, yang melanggar semua hukum internasional,” ujar Zelensky, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (22/2). (*)
Sumber: CNN Indonesia