KILASTOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu diduga mendapat perlakuan tak wajar usai mengantar jenazah pasien Covid-19 di Desa Kobo Kecil, Kecamatan Kotamobagu Timur, Minggu (31/1) siang tadi.
Pihak RSUD Kotamobagu setelah mendengarkan penuturan atas kejadian yang menimpa para petugas pemulasaran tersebut, langsung menemani para korban yang diduga dianiaya dan melapor ke Mapolres Kotamobagu.
Baca Juga:Hadapi AMA-UKP dan SB-RG di Sidang 9 Februari, KPU Siapkan Form C.Hasil-KWK dan D.Hasil-KW
Kepala Bagian Umum RSUD, Hendri Kolopita menerangkan, jenazah keluar dari RSUD Kotamobagu bersama rombongan patwal dan ambulans sekira pukul 11:00 Wita. Namun ketika mereka pulang ke RSUD sudah dalam keadaan APD robek-robek dan penuh lumpur. Para petugas ini langsung melapor bahwa mereka di dorong sampai jatuh ke liang lahat.
Atas kejadian itu, pihaknya sangat keberatan dan langsung melaporkan peristiwa ini ke Polres Kotamobagu. “Kasihan tim tenaga medis Covid-19 akan terancam dalam melaksanakan tugas,” ucapnya.
Menurutnya, sejak Januari 2021 banyak kasus Covid-19 yang meninggal dan para petugas pemulasaran inilah yang siap melaksanakan proses pemakaman. Tapi sangat disayangkan mereka mendapat perlakuan seperti ini.
Sehingga lanjut Hendri, pihak RSUD Kotamobagu keberatan atas kejadian ini. “Kami sudah membantu dan memfasilitasi keluarga, imam di kampung untuk melakukan proses fardu kifayah. Dinkes juga sudah memberikan bantuan APD kepada keluarga yang ikut membantu melakukan proses pemakaman, tetapi ternyata kami mendapat perlakuan seperti ini,” akunya.
Pihak RSUD Kotamobagu, juga menghimbau kepada masyarakat Kotamobagu, agar bisa lebih bijaksana dalam menghadapi kejadian seperti ini terutama kejadian meninggalnya pasien yang terkonfirmasi Covid-19. “Petugas kami sangat keberatan. Mereka di tarik, di dorong dan di tendang. Bahkan sampai jatuh ke liang lahat,” ungkapnya.
Hendri juga juga menghimbau kepada Satgas Covid-19 Desa/Kelurahan untuk lebih mengedukasi masyarakat di lingkungan mereka.
“Sesuai dengan keputusan Mentri Kesehatan, pihak rumah sakit betugas hanya sampai pemulasaraan jenazah. Untuk pemakaman sebetulnya sudah bukan tugas dari petugas rumah sakit. Padahal kita sudah koordinasi dengan pihak keluarga dan Sangadi Kobo Kecil terkait penyiapan tim Satgas Desa yang akan memakamkan,” jelas Hendri.
Sementara itu, Dedi Arisandi Simbala, salah satu petugas yang menjadi korban pada kejadian tersebut mengaku, saat disamping liang lahat tiba-tiba ia terjatuh entah siapa yang menendang atau mendorongnya. Bahkan ada luka lebam di bagian tubuh belakang. “APD kami sampai rusak karena sempat ada tarik menarik dengan warga,” ungkapnya. (*/Gie)