KILASTOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Budi daya ikan nila di Kota Kotamobagu menjadi pendongkrak potensi ekonomi daerah. Sebab berdasarkan data BPS yang tertuang pada ‘Kotamobagu dalam Angka 2020’, usaha ikan nila cukup menjanjikan.
Dalam data BPS tersebut, jumlah produksi ikan nila di Kotamobagu sebesar 391 ton dengan luas kolam air tawar 836 hektare. Dengan begitu permintaan pasar semakin meningkat, maka ini dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat Kotamobagu untuk memenuhi jumlah permintaan konsumen.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kotamobagu, Fenty Dilasandi Mifta, permintaan ikan nila cukup tinggi. Bahkan karena kekurangan stok, ikan nila masih dipasok dari luar daerah.
Baca Juga: BP2MI Sambangi Kotamobagu Sosialisasikan Peluang Kerja ke Luar Negeri
“Untuk itu petani ikan nila terus didorong memelihara ikan nila, karena permintaan ikan cukup tinggi serta petani ikan juga didorong untuk membentuk kelompok usaha, dan tentunya ada syarat yang harus dipenuhi,” katanya, Kamis (24/6/2021).
Menurutnya syarat pembentukan kelompok petani ikan nila ini sangat mudah. “Seperti kelompok petani ikan nila harus memiliki kolam, dan pembentukan kelompok harus diresmikan dan diketahui oleh lurah dan sangadi setempat. Kemudian kelompok akan diberikan sertifikat, dan kelompok yang memiliki sertifikat dapat mengajukan proposal bantuan kepada Pemerintah Kota Kotamobagu melalui Dinas Pertanian dan Perikanan,” katanya.
Sementara itu, kata dia, petani ikan nila yang belum memiliki kelompok, secara pribadi dapat memperoleh bibit ikan nila dari Balai Benih Ikan di Desa Bungko.
“Bibit ikan nila ini dijual dengan harga murah, untuk ukuran 3-5 cm dihargai Rp 250, sedangkan ukuran 5-8 cm dipatok Rp 500. Harga jual ikan nila sampai hari ini masih di kisaran Rp 35.000 per kilonya. Sehingga, budi daya ikan di Kotamobagu cukup menjanjikan,” katanya. (Gie)