KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA- Rusia dan China menggelar latihan militer gabungan besar-besaran yang melibatkan lebih dari 10 ribu tentara di kawasan Ningxia pada Selasa (10/8).
Surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan bahwa latihan militer Sibu/Cooperation-2021 itu akan berlangsung selama empat hari hingga Jumat (13/8).
Sebagaimana dilansir Reuters, latihan kali ini akan menjadi kesempatan perdana tentara Rusia menggunakan persenjataan China.
Sementara itu, Rusia juga mengirimkan jet tempur Sukhoi Su-30SM, unit senapan bermotor, dan sistem pertahanan udara ke China untuk latihan tahunan ini.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa fokus latihan gabungan kali ini adalah kontra-terorisme. Latihan ini sendiri digelar di tengah peningkatan serangan kelompok Taliban di negara tetangga China, Afghanistan.
Baca Juga: Agar Bisnis Tak Mati, 21 Asosiasi Minta Sesuaikan Aturan PPKM
Taliban menggencarkan serangan dalam beberapa bulan belakangan, setelah Amerika Serikat dan NATO memutuskan untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.
Terpisah, Rusia juga menggelar latihan militer gabungan dengan Tajikistan dan Uzbekistan di dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Lebih jauh, Rusia juga menyatakan bahwa mereka memperkuat kehadiran militer Moskow di Tajikistan dengan menambah senapan serbu dan persenjataan lainnya.
Sementara itu, China juga mulai mendekati Taliban agar menjaga keamanan di perbatasan Negeri Tirai Bambu dengan Afghanistan.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bahkan sudah bertemu dengan delegasi Taliban bulan lalu. Dalam pertemuan itu, Wang juga meminta Taliban membantu melawan kelompok ekstremis Uighur di Xinjiang, East Turkestan Islamic Movement (ETIM). (*)
Sumber: CNN Indonesia