KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Taiwan membutuhkan senjata jarak jauh dan akurat demi mengantisipasi kemungkinan perang terbuka dengan China.
Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, mengatakan senjata canggih itu dibutuhkan Taipei menyusul kabar bahwa China tengah mengembangkan sistem pertahanan dengan gesit untuk menyerang wilayahnya.
Chiu menuturkan Taiwan perlu senjata canggih yang dapat memberitahu China bahwa mereka bisa membela diri.
“Pengembangan peralatan tempur harus jarak jauh, akurat, dan bisa berpindah, sehingga musuh dapat merasakan bahwa kita siap segera setelah mereka (China) mengirimkan pasukannya,” kata Chiu merujuk pada kemampuan rudal Taiwan pada Jumat (27/9).
Laporan pemerintah Taiwan juga menyampaikan bahwa Taiwan saat ini tengah melatih rudal jarak menengah dan jarak jauh mereka di fasilitas pengujian di pantai tenggara Taiwan. Latihan ini dilakukan sebagai upaya antisipasi serangan dari China.
Namun, Chiu merahasiakan jarak tempuh yang dapat dicapai oleh rudal-rudal Taiwan tersebut.
Dikutip Reuters, analisis Kemhan Taiwan soal kemampuan militer China memaparkan Tiongkok mampu memantau pergerakan dan melumpuhkan militer Taiwan dalam waktu singkat.
Chiu menilai penting sekali bagi masyarakat Taiwan untuk mengetahui bahaya apa yang tengah mengancam mereka.
Ketika ditanya soal kemungkinan serangan pertama China akan mengarah kemana, Chiu menjawab serangan itu akan menyasar pusat komando dan komunikasi Taiwan.
“Dalam hal ini kemampuan Komunis China meningkat pesat. Mereka dapat mengganggu sistem komando, kontrol, komunikasi dan intelijen kami, misalnya dengan stasiun radar tetap yang pasti diserang terlebih dahulu,” ucapnya.
“Jadi kita harus berpindah, sembunyi-sembunyi, dan bisa berganti posisi.”
Baru-baru ini, pemerintah Taiwan juga mengajukan anggaran hingga 240 miliar dollar Taiwan atau setara Rp123 triliun untuk pembelian senjata.
Proposal kenaikan anggaran pertahanan itu muncul ketika ketegangan antara Taipei dan Beijing semakin memanas.
Kabinet Presiden Tsai Ing-wen menyerahkan rencana anggaran itu ke parlemen pada Kamis (16/9). Anggaran itu diperkirakan bakal disetujui karena kubu Tsai memegang mayoritas di parlemen.
Kemhan Taiwan berharap anggaran ini bisa cepat disetujui karena ancaman China yang kian besar terhadap negara itu.
“China terus menaruh investasi besar di anggaran pertahanan nasional. Kekuatan militer mereka berkembang pesat, dan mereka terus mengirimkan pesawat dan kapal untuk menginvasi perairan dan ruang udara kita,” demikian pernyataan Kemhan Taiwan.
Taiwan kerap memprotes aktivitas militer China di dekat wilayahnya. Selama 2020, pesawat militer China tercatat retusan kali mondar-mandiri menerobos wilayah udara Taiwan.
China sendiri terus meningkatkan agresivitasnya terhadap Taiwan demi meredam upaya wilayah itu untuk merdeka. Presiden Xi Jinping bahkan tak segan menggunakan cara militer meredam ambisi Taipei untuk merdeka.
Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya yang membangkang karena ingin memerdekakan diri. (*)
Sumber: CNN Indonesia