KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Sidang kasus dugaan penipuan yang dilakukan pendiri perusahaan Theranos, Elizabeth Holmes, dijadwalkan bakal berlangsung mulai September mendatang di San Jose, California, Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan laporan AFP, Holmes akan menghadapi sembilan dakwaan kasus dugaan penipuan dan dua dakwaan kasus konspirasi untuk melakukan penipuan. Akibat perkara hukum yang menjeratnya dia terancam mendekam di penjara hingga 20 tahun.
Theranos merupakan perusahaan yang fokus pada pengujian sampel darah untuk mendiagnosa penyakit. Holmes mengawali Theranos dengan menciptakan penutup lengan atau sarung tangan yang bisa mengambil sampel darah untuk memeriksa penyakit menular.
Meski tidak menyelesaikan studi di Stanford, kemampuan Holmes memimpin perusahaan membuat Theranos mulai mendapat kepercayaan dari investor. Pemodal Tim Draper menyuntikkan dana untuk modal awal operasional perusahaan.
Holmes menggunakan modal tersebut untuk menyewa ruangan yang dipakai sebagai laboratorium dan merekrut karyawan. Sejak saat itu, sedikit-sedikit Theranos mulai mendatangkan penghasilan.
Perusahaan rintisan ini pun berkembang pesat. Mereka mengantongi 23 paten teknologi di bidang kesehatan, mengembangkan perangkat medis, dan menjual jarum suntik berukuran kecil untuk mengambil sampel darah.
Theranos semakin berkembang hingga menarik banyak perhatian Investor. Perusahaan itu tercatat mendapat pendanaan sebesar US$6,9 juta pada 2004, pendanaan meningkat pesat pada 2005 menjadi US$16 juta.
Aksi tipu-tipu di balik Theranos terungkap lewat investigasi jurnalis John Carreyrou dalam surat kabar The Wall Street Journal pada 2015. Theranos dianggap menjual produk menggunakan paten palsu yang hanya sebatas deskripsi tanpa bisa dikonversi menjadi perangkat nyata.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Rest Area Akan Jadi Salah Satu Pusat Halal
Data yang dihimpun menemukan perangkat yang dikembangkan Theranos menghasilkan informasi medis yang keliru, jauh berbeda dari informasi medis rumah sakit atau laboratorium konvensional.
Setelah melalui tahap penyelidikan, diketahui hasil pengujian perangkat buatan Theranos melenceng lantaran tidak melakukan pengujian darah menggunakan produk ciptaannya. Melainkan mengandalkan mesin-mesin tradisional yang telah ada di pasaran.
Temuan itu membuat Theranos dianggap melakukan penipuan. Menurut Bloomberg, tim pengacara Holmes berencana menggugat John Carreyrou karena dianggap melakukan penyelidikan dan pengaruh yang tidak semestinya kepada lembaga pemerintah pusat AS.
Tim pengacara berupaya meyakinkan dengan mengatakan perangkat buatan Theranos ‘masih dalam tahap penciptaan’. Akibat serangkaian jeratan kasus itu, Holmes kemudian hengkang dari perusahaan yang didirikannya pada 2018 lalu.
Pengacara sekaligus mantan jaksa di bidang penipuan perawatan kesehatan, Jason Mehta, mengatakan kasus itu bukanlah kasus penipuan terbesar. Menurutnya, ada banyak kasus penipuan perawatan kesehatan yang lebih besar.
“Tetapi dalam hal perhatian dan pengawasan media, tentu saja kasus ini menempati urutan teratas sebagai salah satu kasus yang lebih besar dalam satu dekade terakhir,” kata Mehta. (*)
Sumber: CNN Indonesia