KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Penduduk Singapura bersiap menjalani kehidupan era normal baru yang berdampingan dengan Covid-19 untuk tiga sampai enam bulan ke depan.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan, infeksi Covid-19 di Singapura mungkin masih akan melonjak dalam beberapa waktu ke depan. Namun, pihaknya mengklaim Singapura siap dan lebih kuat dalam menghadapi virus tersebut.
Kebijakan tes dan isolasi pasien Covid-19 juga akan disederhanakan. Mengingat, dari pendapat para ahli kesehatan, tes Covid-19 mungkin tidak lagi diperlukan lantaran sebagian besar penduduk Singapura sudah divaksinasi.
“Setiap hari, Singapura semakin kuat, lebih tangguh, dan lebih siap untuk hidup dengan virus di tengah-tengahnya. Dan kenormalan baru ini akan berlangsung antara tiga hingga enam bulan lagi,” kata Lee saat berpidato di siaran televisi nasional pada Sabtu (9/10).
Lee menyebut akan menerapkan sejumlah aturan baru ketika fase new normal berlangsung. Misalnya, sebagian besar pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang menjalani rawat jalan di rumah.
“98 persen pasien Covid-19 dapat pulih dari penyakitnya sendiri, seperti halnya flu, adalah alasan mengapa Singapura sangat bergantung pada pemulihan secara mandiri di rumah,” jelasnya dikutip dari The Strait Times, Sabtu (9/10).
Seperti dikutip Reuters, pemerintah Singapura juga mengklaim akan memperketat aturan bagi mereka yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Warga yang belum divaksin akan dilarang memasuki pusat perbelanjaan makan di restoran dan pusat jajanan, dan tempat publik lainnya.
Protokol baru saat normal baru
Pemerintah Singapura membuat tiga protokol baru yang akan diterapkan mulai Senin (11/10) besok.
Protokol pertama, setiap orang yang merasa tidak sehat dan dinyatakan positif harus mendatangi dokter.
Protokol kedua, mereka yang terpapar Covid-19 namun merasa sehat diwajibkan mengisolasi diri di rumah selama 72 jam ke depan. Setelah 72 jam, mereka dapat melakukan tes ulang.
Bila hasil tes negatif, mereka dapat keluar dari isolasi dan melanjutkan aktivitas normal. Namun, bila masih mengalami gejala dan merasa tidak sehat, mereka harus segera ke dokter.
Ketiga, semua protokol yang ada termasuk perintah karantina akan diganti dengan health risk warning (HRW) atau peringatan risiko kesehatan.
Setiap orang yang mendapatkan status HRW pada hari pertama, maka harus segera menjalani isolasi diri, tes rapid antigen, dan mengunggah hasilnya ke laman yang sudah ditentukan.
Jika hasil antigen menunjukkan negatif atau non-reaktif, maka mereka bisa melanjutkan dengan aktivitas normal.
Pada hari kedua hingga ketujuh, mereka harus melakukan tes antigen secara berkala setiap harinya dan hanya boleh keluar dari isolasi bila hasilnya negatif dan mengikuti protokol kedua.
Namun bila sampai hari ke-tujuh hasil tetap negatif, maka tidak diperlukan lagi pengecekan lebih lanjut. (*)
Sumber: CNN Indonesia