KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih menggenangi terutama empat kecamatan dengan ketinggian air di atas 1 meter. Sebanyak 21.318 warga masih menjadi pengungsi.
“Kejadian yang melanda tiga kabupaten di provinsi ini menimbulkan pengungsian namun sebagian warga memutuskan kembali setelah tinggi muka air genangan berangsur surut,” ujar Abdul Muhari, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam keterangannya, Jumat (19/11).
Banjir di Kalbar, selain melanda Sintang, juga menerpa Kabupaten Melawi dan Sekadau.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang pada hari ini, Kamis (18/11), tinggi muka air berangsur surut 50 cm, sedangkan di kawasan bantaran Sungai Melawi mengalami penurunan sekitar 50 cm.
Abdul menyebut, berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang, populasi yang terdampak banjir mencapai 33.818 kepala keluarga (KK) atau 112.962 jiwa.
“Warga mengungsi 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Mereka yang mengungsi berada di 32 pos pengungsian. Korban meninggal dunia sebanyak 4 jiwa,” urainya.
Berdasarkan data Komando Satgas Tanggap Darurat Kabupaten Sintang, 21 ribu pengungsi itu tersebar di 103 posko pengungsian di 8 kecamatan. Untuk menopang kehidupan sehari-hari warga Sintang, terdapat 65 dapur umum, di mana 33 antaranya didirikan secara swadaya oleh masyarakat.
Banjir yang mulanya berdampak pada 12 kecamatan itu saat ini menyisakan 7 kecamatan yang masih terendam, yakni Dedai, Kelam Permai, Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Sempauk, Tempunak, dan yang terparah adalah Kecamatan Sintang.
Pengungsi dari Kecamatan Sintang menjadi yang terbanyak dengan 2.102 KK atau 8.567 jiwa. Diikuti Sepauk dengan 1.288 KK atau 4.694 jiwa dan Tempunak dengan 1.069 KK dengan 4.060 jiwa.
Sedangkan, Kecamatan Dedai menanggung 1.879 pengungsi, Binjai Hulu 1.290 orang, Sungai Tebelian 380 jiwa, Kelam Permai sebanyak 300 orang, dan Ketungau Hulir 159 pengungsi.
Terpisah, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang Benyamin mengaku dari tujuh kecamatan yang terendam terdapat empat kecamatan terparah. Keempatnya adalah Dedai, Tempunak, Sepauk, dan Sintang.
Menurutnya, empat kecamatan terparah ini tenggelam pada kedalaman 1 sampai 4 meter.