KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA – Kasus kematian pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 639 kasus sepanjang Juli ini.
Wakil Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY, Indrayanto menuturkan angka tersebut tercatat ke dalam pendataan pemakaman TRC BPBD pada 1-25 Juli ini.
Para pasien ini juga telah dipastikan statusnya terkonfirmasi positif Covid-19 melalui tes antigen maupun polymerase chain reaction (PCR) baik sebelum atau sesudah meninggal dunia.
“Sudah ada surat keterangan infeksius,” kata Indrayanto di Markas BPBD DIY, Semaki, Umbulharjo, Rabu (28/7).
Penambahan angka kematian ini naik signifikan, mengingat dalam rentang 1-21 Juli kemarin tercatat 354 kasus pasien isoman meninggal dunia.
Pihaknya juga mencatat 1.831 pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit atau dalam penanganan medis. Ditambah beberapa pasien meninggal dengan keterangan lain sehingga, total sepanjang Juli ini terhitung sudah 2.517 jenazah dimakamkan dengan protokol Covid-19.
“Itu yang membedakan antara Juli dengan Juni. Kalau Juni itu hanya 500 sekian begitu, masuk Juli sampai tanggal 25 sudah 2.500 sekian. Berarti ada (peningkatan) 5 kali lipat antara Juli dan Juli kenaikannya,” papar Indra.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Akui Telat Bayar Insentif Nakes
Pihaknya menyebut masih banyak masyarakat yang merasa lebih nyaman menjalani masa karantina di rumah, sementara dari segi pengawasan belum tentu terjamin. Di satu sisi, para pasien ini kurang mendapatkan dorongan dari puskesmas agar bersedia pindah ke shelter.
“Harapannya semoga ke depan masyarakat mau menggunakan shelter karena angka keterisian shelter sampai hari ini masih sangat longgar sekali,” pungkasnya.
Asisten I Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sumadi mengakui adanya lonjakan kasus kematian pasca tanggal 13 Juli 2021. Termasuk di antaranya dari para pelaku isoman.
Sumadi mengakui bahwa bukan perkara mudah memonitor pelaku isoman yang tercatat per hari ini angkanya mencapai 25 ribu orang se-DIY.
“Yang ini tidak bisa kita kontrol karena banyak dari teman-teman (pelaku isoman) yang tidak melapor ke tingkat RT yang diteruskan ke puskesmas. Sehingga, ketika saturasi oksigen menurun, kita bawa ke RS penanganannya sudah agak terlambat,” kata Sumadi dalam dialog daring soal Perkembangan PPKM Level 4 di DIY yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Rabu (28/7).
Pihaknya terus mengimbau kepada para pasien Covid-19 ini agar bersedia menjalani masa karantina di shelter darurat yang disiapkan pemerintah. Sejalan dengan itu, Pemda DIY bekerja sama dengan Satgas Covid-19 nasional, BNPB, dan TNI/Polri untuk menyediakan tambahan shelter terpadu dan rumah sakit darurat.
“Apabila memang perlu dibawa ya kita bawa ke shelter untuk isolasi terpadu di sana. Apabila perlu penanganan ya kita bawa ke RS darurat,” tegasnya. (*)
Sumber: CNN Indonesia