KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Ratusan siswa dan guru yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sepanjang November dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Diketahui berdasarkan hasil tes acak terhadap ribuan siswa dan guru di beberapa sekolah di Yogyakarta.
Sepanjang November, sedikitnya 230 siswa dan guru positif terinfeksi virus corona usai menjalani pembelajaran tatap muka. Kasus positif berasal dari beberapa kabupaten dan kota.
Di Kota Yogyakarta, ada 26 siswa SD, SMP, SMA/SMK terpapar Covid-19. Ditemukan lewat pemeriksaan 2.079 sampel PCR yang diperoleh dari 17 sekolah.
“Semua tanpa gejala,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat dihubungi, Selasa (30/11).
Heroe mengatakan bahwa sebagian dari belasan sekolah di Kota Yogyakarta menghentikan PTM. Sisanya hanya menutup kelas tempat penyebaran kasus ditemukan.
“Ada yang kita tutup kelasnya, ada yang karena banyak ya kita tutup sekolahnya,” imbuh Heroe.
Di Kabupaten Sleman ada 19 siswa positif Covid-19. Hasil kasus positif itu didapat dari tes acak di SMKN 1 Tempel, SMAN 1 Cangkringan, SMAN 1 Seyegan, serta SMAN 1 Pakem.
Sementara itu, hasil tes swab acak terhadap 1.218 guru dan siswa SMA di Kabupaten Gunungkidul baru-baru ini mendapati total 45 kasus positif Covid-19.
Puluhan kasus itu berasal dari kalangan pengajar maupun murid di 8 satuan pendidikan.
“Terdiri dari 37 siswa dan 8 guru. Sampling acak masih lanjut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati.
Kasus positif paling banyak ditemukan di Kabupaten Kulonprogo. Ada 94 siswa yang positif terinfeksi virus corona.
Pemerintah kabupaten setempat lantas menghentikan PTM terbatas di 15 SD, 1 SMP, dan 3 SMA selama dua pekan.
Kemudian di Kabupaten Bantul ada 13 kasus positif Covid-19 dari 890 siswa dan guru yang dites. Tes dilakukan di 25 SMA dan SMK Kabupaten Bantul.
Lalu di level SD dan SMP ditemukan 33 kasus positif virus corona dari 575 orang yang dites di 34 sekolah.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, opsi mengalihkan PTM ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) muncul seiring temuan kasus penularan Covid-19 dari kalangan siswa serta guru.
Sebelum opsi itu diambil akan dilaksanakan evaluasi PTM terbatas terlebih dahulu.
“Apakah ada kesalahan prosedur di sekolahan atau pun karena lengah. Atau kalau memang semua sudah kita lakukan tapi masih ada penambahan (kasus Covid-19), sangat mungkin nanti kita (PTM) akan off lagi,” kata Aji di kantornya, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (26/11). (*)
Sumber: CNN Indonesia