KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Amerika Serikat mewaspadai serangan teror susulan setelah serangan bom bunuh diri yang menewaskan 90 orang di tengah proses evakuasi di bandara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (27/8).
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie, mengatakan bahwa para komandan AS mewaspadai lebih banyak serangan oleh ISIS, termasuk kemungkinan gempuran roket atau bom mobil yang menargetkan bandara.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap,” katanya, sebagaimana dilansir Reuters.
Ia juga mengatakan bahwa AS sebenarnya sudah berbagi informasi intelijen dengan Taliban mengenai ancaman-ancaman ini. Ia yakin, “beberapa serangan telah digagalkan oleh mereka.”
Baca Juga: AS Ingatkan Warga Afghanistan Pergi Meski Taliban Melarang
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan yang dibagikan ke CNN, serangan bom bunuh diri ini memakan lebih dari 90 korban jiwa warga Afghanistan dan sedikitnya 150 orang luka-luka,
Kepala Komando Pusat AS melaporkan bahwa serangan yang terdiri dari dua bom bunuh diri ini juga menewaskan 13 tentara AS dan melukai 18 tentara lainnya.
Tak lama setelah insiden itu, ISIS, yang merupakan musuh Taliban dan negara Barat, mengklaim bahwa salah satu pembom bunuh diri itu merupakan anggota mereka dan menargetkan “penerjemah dan kolaborator yang bekerja sama dengan tentara Amerika.”
Namun, masih belum jelas pelaku yang diklaim ISIS itu meledakkan kedua bom di bandara atau hanya salah satunya, kemudian satu lagi sudah ditanam.
Ketika insiden terjadi, terdengar pula sejumlah suara tembakan yang dilepaskan ke udara. Belum diketahui tembakan itu terkait dengan ISIS juga atau tidak. (*)
Sumber: CNN Indonesia