KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Forbes mencatat 116 orang tajir Rusia kehilangan harta hampir US$90 miliar atau Rp1.293 triliun (asumsi kurs Rp14.367 per dolar AS) sejak 16 Februari 2022. Hal ini karena bursa saham dan mata uang Rusia rontok usai menyerang Ukraina.
Mengutip Forbes, Jumat (25/2), beberapa miliarder yang kehilangan sebagian harta di tengah perang Rusia-Ukraina, antara lain Alekperov, Mikhelson, Mordashov, Potanin, dan Kerimov.
Secara keseluruhan, Forbes menghitung 11 miliarder Rusia masing-masing kehilangan US$1 miliar atau Rp14,36 triliun pada Kamis (24/2).
Alekperov, produsen minyak independen terbesar Rusia menjadi salah satu orang kaya yang paling banyak kehilangan harta akibat perang tersebut. Ia kehilangan US$3,8 miliar atau Rp54,59 triliun karena saham Lukoil anjlok 30 persen.
Kemudian, Gennady Timchenko yang pekan ini menjadi sasaran Inggris. Timchenko kehilangan kekayaan sebesar US$1,7 miliar atau Rp24,42 triliun.
Ia memiliki saham di berbagai bisnis Rusia, termasuk gas Novatek dan produsen petrokimia Sibur.
Selain itu, Inggris juga mulai memberikan sanksi kepada tiga orang kaya Rusia lain, termasuk mantan menantu Presiden Rusia Vladimir Putin, Kirill Shamalov.
Lalu, Inggris juga membekukan aset beberapa bank Rusia dan larangan bagi warga negara Rusia untuk menyimpan lebih dari US$66 ribu atau Rp948 juta di rekening Bank Inggris.
Bahkan, Perdana Menteri Boris Johnson juga mendorong pemimpin barat untuk mengeluarkan Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Presiden Ceko Milos Zeman yang pernah menjadi pendukung Putin di Eropa juga menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari SWIFT.
Sementara, anggota parlemen oposisi Inggris meminta Johnson untuk menyita aset miliarder asal Rusia bernama Roman Abramovich, seorang miliarder pemilik tim sepak bola Liga Premier Chelsea FC. (*)
Sumber: CNN Indonesia