KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Tentara Israel menembak kepala remaja hingga tewas saat bentrokan antara warga Palestina dan kelompok Yahudi pecah di Tepi Barat pada Minggu (13/2).
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa remaja bernama Akram Abu Salah itu meninggal akibat luka tembak di bagian kepala.
Associated Press melaporkan, bentrokan yang menewaskan Akram itu meletus usai rumah seorang pemukim Yahudi dibakar pada akhir pekan lalu.
Merespons kebakaran itu, salah satu anggota parlemen Israel, Itamar Ben-Gvir, mendirikan kantor darurat di dekat rumah warga Palestina yang kemungkinan menghadapi penggusuran pada Minggu (13/2).
Warga Palestina kemudian bergerak ke tenda Ben-Gvir, melempar kursi plastik dan berkelahi dengan pendukung politikus ultranasionalis tersebut di sore hari.
Di malam hari, polisi anti huru-hara menyemprot air berbau busuk untuk membubarkan protes warga Palestina. Mereka juga meledakkan granat kejut untuk membubarkan massa.
Imbas kisruh tersebut, 14 warga Palestina mengalami luka-luka, termasuk empat orang yang ditembak menggunakan peluru karet, demikian menurut Layanan Medis Bulan Sabit Merah Palestina.
Salah satu video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang polisi Israel menendang warga Palestina. Setidaknya 12 orang juga ditangkap.
Kerusuhan itu muncul tak lama usai pasukan Israel meluncur ke desa Silat al-Harithiya guna menghancurkan rumah dua tahanan warga Palestina.
Mereka berdua dituduh menembaki sebuah mobil yang bergerak di dekat pemukiman Tepi Barat pada Desember lalu. Selain itu, mereka juga dituduh membunuh seorang pemukim Israel.
Kawasan Tepi Barat memang menjadi salah satu titik panas konflik antara Israel dan Palestina. Israel terus berupaya menduduki Palestina. Mereka kerap menggusur permukiman warga hingga berujung bentrok.
Selain penggusuran, ribuan warga Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur menghadapi ancaman pembongkaran bangunan akibat kebijakan yang diskriminatif.
Akibatnya, mereka kesulitan membangun rumah baru atau memperluas yang sudah ada.
Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, pada 1967. Selama ini, Israel dan Palestina memperebutkan Yerusalem Timur untuk menjadi ibu kota mereka kelak.
Konflik itu tak pernah usai sehingga kedua belah pihak saling bentrok. Kerap kali, warga sipil menjadi korbannya.
Kedua negara ini sempat melakukan pembicaraan pada 2014, tapi gagal. (*)
Sumber: CNN Indonesia