KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, menegaskan negaranya tidak akan tunduk pada gertakan dan tuntutan Rusia terlepas dari dialog antara kedua negara akan berlanjut hari ini, Senin (14/3).
Podolyak menuturkan diplomat Ukraina dan Rusia akan menggelar pertemuan lanjutan secara virtual Senin waktu Kyiv demi mencari jalan keluar menghentikan invasi Moskow yang sudah masuk hari ke-19.
Meski begitu, Podolyak menegaskan Ukraina tidak akan menyerah soal posisi negaranya, apalagi mengikuti tuntutan Rusia.
“Ukraina tidak akan mengganti posisi kami atau mendengarkan ultimatum Rusia,” kata Podolyak yang menjadi ketua delegasi Ukraina dalam pembicaraan tersebut melalui akun Twitter.
Beberapa tuntutan Rusia ke Ukraina selama ini di antaranya adalah memastikan Kyiv bersikap netral tidak condong terhadap blok apa pun terutama Barat dan mengakui Crimea sebagai bagian dari wilayah Rusia.
Sementara itu, tuntutan utama Ukraina dalam dialog, kata Podolyak, adalah untuk menghentikan perang dan penarikan segera pasukan Rusia dari negaranya.
Podolyak merasa yakin pihaknya akan “mencapai hasil yang nyata” dari dialog dengan Rusia kali ini.
Melalui sebuah unggahan di Twitter, Podolyak mengatakan Rusia telah menjadi “jauh lebih sensitif terhadap posisi Ukraina”.
Ia bahkan mengatakan Rusia telah mulai mau berdiskusi secara konstruktif.”
“Proposal kami ada di atas meja dan isinya sangat kuat. Di antaranya penarikan pasukan dan gencatan senjata. Kami tidak akan menyerah terkait poin-poin apa pun, di luar prinsip.,” paparnya seperti dikutip CNN.
Sementara itu, juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov, juga sudah lebih dulu mengonfirmasi bahwa negosiasi akan berlanjut pada hari ini.
Kabar ini datang ketika kedua belah pihak mengakui bahwa mereka sudah mulai menemukan titik terang setelah serangkaian perundingan.
Seorang anggota negosiator dari Rusia, Leonid Slutsky, menuturkan bahwa kedua negara sudah mencapai “progres signifikan” setelah beberapa putaran pertemuan di perbatasan Belarus.
“Jika dibandingkan dengan posisi kedua delegasi di awal perundingan dan sekarang, kami melihat progres signifikan,” ucap Slutksy, seperti dilansir AFP.
Ia kemudian berkata, “Harapan saya adalah perkembangan ini dapat berkembang lagi dalam beberapa hari ke depan dan mengarah ke posisi bersama kedua delegasi dalam dokumen yang ditandatangani.” (*)
Sumber: CNN Indonesia