KILASTOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Bawang merah masih menjadi salah satu bumbu masakan favorit terutama di Indonesia. Permintaan akan bawang merah yang tinggi itu membuat sebagian petani di Kota Kotamobagu menjadikan bawang merah sebagai tanaman pilihan di kebun garapan mereka. Selain karena permintaan pasar yang tinggi, harga bawang merah juga memberi keuntungan besar bagi petani.
Berdasarkan buku Kotamobagu dalam Data, dijelaskan bahwa luas lahan panen tanaman bawang merah di Kotamobagu mencapai 61 hektare. Dari hasil yang disajikan dalam buku tersebut, terlihat bahwa luas lahan panen tanaman bawang merah berada di posisi teratas setelah cabai 25 hektare, kangkung 17 hektare, dan tomat 7 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan (Dispertanak) Kota Kotamobagu, Muhamad Yahya, mengatakan bahwa data tersebut adalah data tahun 2020. “Untuk saat ini, luas lahan panen tanaman bawang merah di Kotamobagu mengalami penurunan yakni hanya 26 hektare, yang tersebar di empat kecamatan,” katanya, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (3/6/2021) pekan lalu.
Untuk itu, kebanyakan warga Kotamobagu memilih bawang merah lokal. Bagi beberapa warga, bawang merah Kotamobagu memiliki cita rasa yang khas, dibanding dengan bawang merah dari luar yang memiliki ukuran besar tetapi rasanya tawar.
Salina Paputungan (52) warga Kelurahan Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Selatan sebagai pemilik warung makan mengakui bahwa bawang merah Kotamobagu, memiliki rasa yang manis dibanding bawang merah dari luar yang rasanya tawar.
Baca Juga: Gempa M 5,3 Guncang Bolsel
“Makanya setiap hari saya gunakan untuk dijadikan bumbu sajian dalam menu makanan di warung saya,” kata Salina, Selasa (8/6/2021).