KILASTOTABUAN.COM, BOLMONG – Jelang Ramadhan 2023, harga sembako di pasar tradisional di Bolaang Mongondow (Bolmong) mengalami kenaikan.
Bahkan, komoditas cabai naik hingga 50 persen. Cabai rawit merah yang sebelumnya Rp30 ribu perkiko, menjadi Rp60 ribu. Begitu pun cabai merah jenis TW dari 30 ribu, menjadi Rp65 ribu perkilonya.
Selain itu, harga bawang merah juga mengalami kenaikan menjadi Rp45.000 per kg dan bawang putih menjadi Rp38.000 per kg. Kedua bahan utama bumbu dapur tersebut naik sekitar 10 persen dibandingkan harga normal.
“Minyakita juga masih di angka Rp15.000 per liter, daging, telur, ayam, gula pasir, garam juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi di beberapa pekan terakhir,” ucap salah satu warga Lolak Reynaldi.
Reynaldi menilai, kenaikan harga berbagai komoditas pangan tersebut mengindikasikan tidak optimalnya kinerja intansi atau lembaga terkait. Padahal, dalam waktu dekat masyarakat akan ada perayaan Ramadhan dan Idulfitri 2023.
“Ini sebagai bukti bahwa tim ekonomi atau tim pangan yang dipersiapkan oleh pemerintah masih belum mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Antara lain dinas Perdagangan, dinas Pertanian, ketahanan Pangan serta beberapa lembaga lain seperti Bulog, ID Food,” ucapnya.
Oleh karena itu, Ia meminta pemerintah serius untuk mengatasi persoalan lonjakan pangan jelang Ramadan. Sebab, kenaikan harga ini dapat mempengaruhi penjualan pedagang dan menurunkan daya beli masyarakat di tengah situasi ekonomi sulit.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan strategi dan eksekusi di lapangan sehingga persoalan pangan ini bisa diatasi,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bolmong I Wayan Mudiyasa mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam dalam mengantisipasi lonjakan harga sembako pada bulan Ramadan tahun 2023.
“Salah satu upaya yang kita lakukan adalah melakukan pasar murah. Bahkan, upaya ini sangat membantu warga yang membutuhkan sembako dan bahan pangan lainnya,” ucap Wayan saat ditemui diruang kerjanya, Senin 20 Maret 2023.
Lanjutnya, dengan digelarnya pasar murah di titik pasar tradisional yang tersebar di wilayah Bolmong bagian dari upaya Pemda Bolmong untuk mengatisipasi lonjakan harga dan ketersedian bahan pokok.
“Kita juga mengecek ketersedian bapok di pasar tradisional dan bahan pangan lainnya. Justru stok ada, hanya saja ada kenaikan harga,” pungkasnya. (Eges)