KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Korea Utara diperkirakan akan mengalami lonjakan harga barang dan kebutuhan sehari-hari di tengah penutupan perbatasan akibat pandemi Covid-19 dan krisis pangan yang mengintai.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Unifikasi Seoul, Lee Jong-joo, dalam konferensi pers rutin.
“Korea Utara mengalami kekurangan pangan kronis dengan satu juta ton makanan gagal setiap tahun,” ujar Lee seperti dikutip Yonhap, Selasa (6/12).
“Karena perbatasan Covid-19 berlangsung lama, itu kemungkinan menyebabkan persediaan makanan sulit.”
Namun, Korea Utara disebut tengah mempersiapkan pembukaan kembali dengan China. Menurut agensi mata-mata Korsel, layanan kereta api lintas batas itu akan kembali beroperasi pada awal November.
“Kami hanya memiliki akses terbatas soal kebenaran informasi itu, pemerintah memperkirakan makanan dan harga kebutuhan meningkat (di Korea Utara) segera dan beberapa item akan terlihat naik lebih cepat,” tambah Lee.
Lee menilai, pemerintah akan melanjutkan pemantauan situasi dengan meninjau perlunya kerja sama di bidang kemanusiaan.
Namun demikian, menurut penilaian para ahli, hasil panen Korea Utara akan meningkat tahun ini karena kondisi cuaca yang lebih baik.
Korea Utara tengah menghadapi krisis pangan karena dipicu berbagai hal. Mulai dari penutupan perbatasan, cuaca yang buruk hingga bencana alam.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan Korut akan menghadapi kekurangan pangan hingga 860 ribu ton di 2021 ini.
Berbagai cara pun ditempuh Kim Jong Un untuk menyelamatkan warga dari krisis pangan yang menjerat.
Kim meminta warga mengkonsumsi angsa hitam, ternak kelinci, dan menyuruh warga mengurangi makan serta berhemat. (*)
Sumber: CNN Indonesia