KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Eks Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As’ad Said Ali mengklaim alasannya maju sebagai calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Muktamar ke-34 NU
Lampung untuk merangkul semua warga NU yang belakangan ini kerap berbeda pandangan.
Perbedaan pandangan itu semakin meruncing imbas hanya dua calon yang maju sebagai kandidat Ketum yakni petahana Said Aqil Siraj dan Yahya Cholil Staquf.
“Saya ingin mendamaikan semua. Ga boleh ada cek cok di NU. Harus merangkul semua,” kata As’ad saat menghubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/12).
As’ad memantapkan pilihannya untuk maju karena diuntungkan situasi kerasnya persaingan dua kandidat caketum PBNU belakangan ini.
Ia mengatakan karena adanya kedua kandidat itu, kerap menimbulkan persaingan yang keras satu sama lain.
“Ini menimbulkan ketidaknyamanan. Peluang saya di situ,” kata dia.
Tak hanya itu, As’ad mengklaim didesak oleh banyak pihak, termasuk para kiai dan ulama NU untuk maju sebagai Caketum. Terlebih lagi, belakangan ini persaingan jelang Muktamar telah menimbulkan polarisasi tajam di internal NU.
As’ad mengklaim sudah banyak mendapatkan dukungan dari pengurus daerah. Namun, ia tak merinci pesisir seberapa banyak dukungan tersebut. Namun, ia begitu yakin bisa menjalani kontestasi ini karena pernah menggagas program kader penggerak NU.
“Semakin kencang desakan itu hanya 2 calon dengan dibarengi suatu drama. Itu kan polarisasi tajam. Itu makin mendorong saya untuk maju pak As’ad ada kekuatan tengah,” kata dia.
Lebih lanjut As’ad membantah kabar bahwa dirinya mencalonkan diri sebagai Ketum PBNU untuk menggerus suara Yahya Staquf. As’ad mengatakan ia punya basis pendukung sendiri. Dia mengklaim tak ada niat untuk mencuri suara dari Yahya.
“Kalau ambil suara, dia belum menang kok. Kan baru asumsi. Saya enggak ambil suara, suara pendukung saya sendiri,” kata As’ad.
As’ad mengaku belum menghitung kans kemenangan dirinya. Namun, ia begitu yakin bisa menjalani kontestasi ini karena pernah menggagas program kader penggerak NU.
“Kita kan sudah bikin pendidikan kader penggerak NU yang jumlahnya 11 ribu titik mulai 2011 sampai sekarang. Walaupun saya 2016 sudah tidak ikut, tapi tetap itu mempersiapkan kemandirian,” tuturnya.
As’ad juga merespons tagar #KyaiAsadAliMenang di Twitter. Dia bersyukur mendapat dukungan moral dari masyarakat. Namun, ia menegaskan dukungan itu tak mengubah apapun dalam pemilihan ketua umum PBNU.
“Yang penting kan dukungan dalam sidang itu. Ya kita belum tahu hitungannya,” tutur As’ad. (*)
Sumber: CNN Indonesia