KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo disebut punya peran menentukan hasil Pilpres 2024. Beberapa pakar menilai popularitas dua tokoh itu berpengaruh signifikan pada perolehan suara kandidat-kandidat presiden.
Direktur Eksekutif lembaga survei Development Technology Strategy (DTS) Ainul Huda mengatakan Anies Baswedan akan diuntungkan jika Prabowo tak maju di 2024. Huda menyebut elektabilitas Anies akan melesat, mendekati kandidat terkuat Ganjar Pranowo.
“Misal Pak Prabowo tidak maju capres, dan itu ada tokoh alternatif Ridwan Kamil, maka Anies dan Ganjar akan bersaing cukup ketat. Dukungannya 33 persen untuk Pak Ganjar, 32 persen untuk Pak Anies,” kata Huda dalam konferensi pers daring, Minggu (14/11).
Jika Prabowo kembali nyapres di 2024, maka suara Ganjar dan Anies akan berkurang. Elektabilitas Ganjar berara di angka 31,57 persen, sedangkan Anies merosot ke 24,58 persen.
Dampak serupa juga bisa dihasilkan Jokowi pada Pilpres 2024. Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes berpendapat dukungan politik Jokowi akan jadi penentu pemenangan di 2024.
Pasalnya, saat ini ada sekitar 30 persen pemilih setia Jokowi. Para pendukung itu ikut Jokowi apapun yang terjadi. Bahkan, survei DTS menunjukkan para pemilih itu akan memilih Jokowi jika kembali nyapres.
“Bagaimanapun Pak Jokowi popularitas masih tinggi, basis loyalnya juga masih tinggi. Positioning Pak Jokowi di pilpres itu akan menentukan naik-turun perolehan seorang calon,” ucap Arya.
Arya mengatakan ada sejumlah kandidat presiden yang berpotensi mendapat dukungan politik Jokowi karena faktor kedekatan. Beberapa di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Dengan segala variasi yang banyak itu, saya menduga Pak Jokowi akan netral atau mungkin support semuanya,” ujar Arya. (*)
Sumber: CNN Indonesia