KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Penjara Ekuador kembali rusuh. Dalam bentrokan baru yang terjadi di antara para tahanan itu, empat orang terluka dan seorang polisi tertembak pada Sabtu (2/10).
Kejadian ini hanya berselang beberapa hari setelah 118 orang tewas dalam kerusuhan narapidana paling mematikan di negara itu.
Komandan polisi Tannya Varela mengatakan, kerusuhan itu terjadi akibat baku tembak antara narapidana di penjara di Guayaquil.
Petugas kemudian mencoba menetralisir suasana dan mengendalikan situasi di penjara. Tim polisi elit disebut juga telah memasuki fasilitas tersebut, didukung oleh tentara dan tank militer sebagai upaya menetralisir lokasi.
Pihak kepolisian mencatat, dari upaya itu, dua senapan, tiga pistol, amunisi, dan telepon seluler disita dari penjara.
Mengutip AFP, penjara ini semestinya memiliki kapasitas 5.300 narapidana. Namun, kini penjara sudah melebihi kapasitas dengan diisi oleh 8.500 narapidana.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa kemarin, sedikitnya 118 narapidana tewas, enam di antaranya dipenggal kepalanya. Kejadian ini terjadi ketika antar kelompok di penjara berperang dengan menggunakan senjata dan granat di dalam penjara.
Sejauh ini, 101 mayat telah diidentifikasi, 44 di antaranya telah diberikan kepada keluarga mereka.
Kejadian kali ini menjadi yang terbaru dalam serangkaian bentrokan berdarah dalam sistem penjara di Ekuador. Catatan menyebutkan, sebanyak 237 narapidana tewas pada tahun 2021, naik dari 103 narapidana pada 2020.
Ekuador kini telah mengerahkan ribuan polisi dan tentara untuk mengamankan penjara dalam upaya untuk mencegah bentrokan lebih lanjut. (*)
Sumber: CNN Indonesia