KILASTOTABUAN.COM, JAKARTA — Sejumlah pedagang pasar tradisional di Jakarta mengeluh belum mendapat jatah jualan minyak goreng kemasan satu harga Rp14 ribu per liter.
“Belum turun kalo di pasar sini. Dari sales masih mahal,” ujar Asminah (33) pedagang di Pasar Cipete Utara, Jakarta Selatan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/1).
Sebelumnya, pemerintah telah menyebar minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter di ritel modern sejak Rabu (19/1) lalu. Sementara, penjualan minyak goreng satu harga di pasar tradisional bakal menyusul dengan tenggat waktu satu minggu setelah kebijakan itu diberlakukan.
Artinya, minyak goreng Rp14 ribu seharusnya sudah bisa dijual di pasar tradisional mulai Rabu (26/1) kemarin. Karena hal tersebut, Asminah mengaku tidak berani mengambil stok minyak goreng banyak-banyak karena khawatir tiba-tiba harus jual rugi.
Asminah saat ini masih menjual minyak goreng kemasan satu liter dengan harga Rp20 ribu.
“Kadang-kadang pembeli minta yang harga Rp14 ribu, tapi kan kami tidak punya barangnya. Kami tidak jual dengan harga segitu,” kata dia.
Asminah juga mengaku mendapat informasi dari sales, untuk dapat menjual minyak Rp14 ribu, penjual sepertinya harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
“Kalau tidak punya NPWP, katanya kami tidak bisa mengambil,” sambungnya.
Segendang sepenarian dengan Asminah, Jepi (28) penjual di pasar yang sama mengaku membatasi belanja minyak goreng. Selain harganya yang masih mahal dari sales, ia juga khawatir harga minyak tiba-tiba turun jadi Rp14 ribu.
Ia menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp20 ribu per liter.
“Sekarang ya menghabiskan stok saja. Yang harga Rp14 ribu belum sampai ke pasar tradisional,” ujarnya.